Senin, 17 Agustus 2020

Mengenal Sosok

 Al-Habib Pencipta lagu Hari Merdeka...


17 Agustus tahun 45, itulah Hari Kemerdekaan kita, Hari Merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya Bangsa Indonesia … Mer … De … Ka,”. Tahukah kamu siapa pencipta lagu Hari Merdeka?


Adalah Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar, atau yang lebih dikenal dengan nama Husein Mutahar, yang juga Pendiri Paskibraka, dan penyelamat Merah Putih.


Maka, jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74, Edukasi-Ku kali ini ingin mengulas tuntas tentang pahlawan satu ini.


Pencipta Lagu Hari Merdeka adalah Seorang Habib

Habib Haji Muthahar. Ya, Husein Mutahar yang kita kenal memang seorang Habib. Lahir di Semarang, 5 Agustus 1916.


Ia memiliki kematangan usia, kerap mengamalkan ilmu yang luas yang dimilikinya, ikhlas terhadap apa pun, berhati-hati, serta bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Namun, di balik itu semua, ia juga merupakan salah satu komposer lagu-lagu perjuangan bangsa Indonesia. Karyanya antara lain:


Himne Syukur (diperkenalkan Januari 1945),

Mars Hari Merdeka (1946), dan

Dirgahayu Indonesiaku (1995).

Rabu, 22 Juli 2020

Rencana Belajar Matematika Peminatan Kelas XII IPA

Berikut ini adalah Rencana Belajar Matematika Peminatan Kelas XII IPA. Silahkan untuk dibaca dan dipahami, bila perlu diresume rincian KD dan Materinya. 

Rencana Belajar Matematika Peminatan Kelas X IPA.1 dan X IPA.2

Berikut ini adalah Rencana Belajar Matematika Peminatan Kelas X IPA.1 dan X IPA.2 . Silahkan untuk dibaca dan dipahami, bila perlu diresume rincian KD dan Materinya. 


Minggu, 19 Juli 2020

Minggu, 05 Juli 2020

Sawan/Virus dan Ilmu Titen

*SAWAN DAN ILMU TITEN*

*Simbokku* bertanya serius, 
"Jane virus itu apa tho. Tiap hari kok beritanya virus terus di tipi..?"

- *aku* : "Virus itu sejenis SAWAN, Mbok! Nggak keliatan tapi kalau nulari bisa membuat orang demam tinggi, batuk-batuk, sesak nafas, kalau tidak kuat bisa mati," 
Tak bilangin gitu biar mudeng... Kalau diijelasin pakai ilmu virologi malah mumet Simbokku 🤭🤭🤭

*- Simbok* "..Eeee... Sawan to," Manggut-manggut ngerti.

*- aku* : "Makanya jangan kumpul2 dulu. Kalau terpaksa kumpul2 jaga jarak 1 meter. Sebelum masuk rumah cuci tangan yang bersih pakai sabun, masuk rumah jangan langsung gendong cucu atau menyentuh apapun, langsung ke kamar mandi. Mandi yang bersih, pakaiannya direndam pakai detergen terus dicuci. Setelah itu baru boleh ngapa2in. Virus itu nggak bahaya kalau kita sehat. Tapi kalau punya penyakit sesak nafas, diabetes, darah tinggi dll bisa bahaya sekali. Nahhh, biar sehat banyak-banyak minum air perasan lemon, wedang jahe/kunyit/temulawak, rebusan daun sirih atau daun kelor..."

*- Simbok* : "Wis wis, aku wis mudeng.. Dari dulu kan aku juga mengajari kalian seperti itu. Cuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah sampai tak sediakan gentong di depan rumah. Tapi katamu jangan percaya mitos. Sawan2 opo..
Tak tanamkan kelor dan sirih, tapi kamu nggak mau makan sayur bening kelor malah pilih makan mie instan. Tak buatkan jamu temulawak, kunir asem, kunci suruh biar sehat, tapi kamu pilih minum obat buatan Londo karo Amerika... Sekarang ada virus saja baru ingat cuci tangan dan minum jamu."

*- aku* : "Iya ya, Mbok!" Mikir keras 🤔🤔🤔

*- Simbok* : "Orang tua2 zaman dulu itu walaupun bodoh, tapi nggak ngawur, mereka itu pakai ilmu "titen" kalau sekarang namanya penelitian itu lo... Dititeni misalnya kenapa kok kalau ada orang meninggal anak-anak sering panas demam. Oo rupanya Bapak/Ibunya ikut melayat. Berarti orang pulang melayat itu bawa penyakit. Akhirnya dicoba diolesi dlingo bawang, terus Bapak/Ibunya sebelum menyentuh anaknya harus mandi dulu. Dan tenyata benar, setelah dilakukan seperti itu anaknya tidak demam tinggi lagi walaupun ayah/ibunya pulang melayat. Kejadian itu dijadikan pelajaran, "dititeni" akhirnya jadi tradisi, terus kalian yang sudah pinter menemukan bahwa ternyata yg dibawa pulang dari luar rumah itu namanya bukan sawan tapi virus... Ngono to?"

*- aku* : Nyengir..., "Iya, Mbok!" 😆😆😆

*- Simbok* : "Sekarang masih mau ngeyel., Masih mau bilang wong kuno itu bodo ?
Sing bodo ya kamu2 itu. Sudah bagus2 nenek moyangnya niteni kalau bau badan itu banyak2 makan daun luntas dan minum kunci suruh, ehhh kalian malah nuruti bakul minyak wangi, bau badan cukup disemprot. Padahal badanmu bau itu karena banyak kuman yang harus dibersihkan, kalau cuma disemprot minyak wangi, nggak menyelesaikan masalah, minyak wanginya hilang tetap bau. Nenek moyangnya sudah capek-capek niteni kalau orang yang badannya sehat itu tidak mudah diserang sawan eh virus, makanya harus rajin minum jamu, ehhh kalian malah pilih percaya bakul obat yg obatnya cuma menghilangkan rasa sakit, pas diminum sehat, besuk kambuh lagi, minum lagi, sehat, kambuh lagi... Akhir e rusak jeroanmu... Faham ora?"

*- aku* ;  Ampunnnnn.... mbok 🙈🙈🙈🙈
Wis faham, Mbok..! Faham..! Anakmu ngaku salah 🙏🙏🙏

*copas dari Untukmu Negaraku

Jumat, 26 Juni 2020

Negeri Dongeng

*Kisah batu sakti Copas:tere liye Alkisah, di sebuah hutan rimba terjadi peristiwa mengejutkan. Seekor induk rusa yang pulang dari sungai, dilempari batu oleh hewan lain. Batu itu besar, telak menghantam kepala induk rusa. Membuat mata rusa rusak berat. Kacau sudah itu hutan rimba. Siapa yang melempari rusa? Apa kepentingannya? Kenapa? Pak ular, yang bertugas sebagai penegak hukum, melakukan penyidikan. Tidak mudah penyidikan itu. Butuh bertahun2, berganti Pak Ular lain, baru akhirnya terungkap. Bahwa ternyata yang melempari rusa itu adalah pak monyet. Waduh. Kenapa? Karena pak monyet sakit hati kepada induk rusa. Maka dia mengintai, menyiapkan, termasuk mencari batunya, lantas melemparkan batu itu ke kepala induk rusa. Pak monyet ditangkap. Pengadilan segera digelar. Tuan tupai menjadi hakim. Mister babi menjadi jaksa penuntut. Setelah berkali2 sidang digelar, mister babi menuntut pak monyet dihukum agar meminta maaf kepada induk rusa. Waduh. Kok ringan sekali tuntutannya, cuma disuruh minta maaf? Kenapa? Karena menurut mister babi, pak monyet tidak sengaja. Sungguh tidak ada niat jahat dari pak monyet saat melemparkan batu. Itu justeru bukti kasih sayang, bukti perhatian. Perkara mata induk rusa yang rusak, namanya juga tidak sengaja, masa' tidak dimaafkan. Itu salah batunya, kok malah nyasar ke mata. Lantas Tuan tupai akan memutuskan apa? Belum tahu. Apakah besok2 pak monyet hanya disuruh minta maaf. Atau apakah batu akan disidangkan dan dihukum bersalah? Ini masih harus kita tunggu. Akan seperti apa kelanjutan drama ini terjadi. Besok2 akan saya ceritakan jika sempat. Demikianlah kisah di hutan rimba itu. Sementara keluarga kodok, kadal, dsbgnya terus mendengking-dengking, mendesis-desis, karena anak, mantu, adik, ipar, mau juga ikutan jadi pejabat dong.

Jumat, 22 Mei 2020

Agama Ku Part 2



HUKUM SALAT IDUL FITRI DI RUMAH.

Di tengah pandemi corona, di beberapa wilayah di Indonesia telah menetapkan untuk melaksanakan salat Idul Fitri di rumah demi menghindari kerumunan massa sebagai antisipasi memutus rantai virus covid-19.

Dalam sudut pandang syariat, salat Idul Fitri adalah shalat sunah yang dapat dilaksanakan secara mandiri (tidak berjamaah). Syekh Zakaria al-Anshori menuturkan:

صَلَاةُ الْعِيْدَيْنِ سُنَّةٌ وَلَوْ لِمُنْفَرِدٍ وَمُسَافِرٍ

“Salat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) disunahkan meskipun bagi orang yang salat sendirian dan musafir.” (Fath al-Wahhab, I/97)

Salat Idul Fitri juga dapat dilakukan dengan berjamaah namun dalam lingkup kecil, baik di rumah bersama anggota keluarga atau di musholla bersama anggota masyarakat dengan jumlah yang relatif sedikit. Bahkan hal ini dianjurkan ketika ada sebuah uzur atau halangan tertentu yang tidak memungkinkan untuk salat di masjid. Imam an-Nawawi mencontohkan:

وَالسُّنَّةُ أَنْ يُصَلِّيَ صَلَاةَ الْعِيْدِ فِي الْمُصَلَّي إِذَا كَانَ مَسْجِدُ الْبَلَدِ ضَيِّقًا

“Dan sunah mendirikan salat Ied di musholla apabila masjid di sebuah desa sempit.” (Al-Majmu’Syarh al-Muhadzdzab, V/4)

Untuk itu, seluruh tata cara salat Idul Fitri tetaplah sama, yakni salat dua rakaat dan dua khutbah setelahnya. Hanya saja untuk salat Idul Fitri yang dilakukan sendiri (tidak berjamaah) cukup melakukan salat tanpa dianjurkan khutbah. Syekh Ibrahim al-Baijuri menjelaskan:

وَلِمُنْفَرِدٍ) فَلَا تُشْتَرَطُ لَهَا الْجَمَاعَةُ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ وَلَا تُسَنُّ الٰخُطْبَةُ لِلْمُنْفَرِدِ)

“Dan bagi yang salat Ied sendiri maka tidak diharuskan berjamaah, hal ini sudah jelas. Dan juga tidak disunahkan khutbah bagi yang salat sendirian.” []waAllahu a’lam

Kamis, 21 Mei 2020

Agama Ku

Heu, Sobat Edukasi-Ku... 
Tahukah kalian apa keutamaan membayar zakat ?

Alhamdulillah... 
Kita semua tahu begitu besar keutamaan menunaikan zakat hingga Allah menjanjikan ampunan dan surga bagi orang-orang  yang menunaikannya.

Terlebih di bulan Ramadhan dan pandemi saat ini akankah ada alasan kita untuk tidak menyegerakan kebaikan agar lebih cepat sampai kepada penerima manfaat yang menanti kebaikan itu datang ?

#janganlupaberzakatfitrahya

Minggu, 17 Mei 2020

KaMu Part 1

Ada perbedaan antara ‘cinta’ dan ‘suka’. Kalau kamu menyukai suatu bunga, kamu akan memetiknya. Namun, kalau kamu mencintai bunga itu, kamu akan merawat dan menyiraminya setiap hari.

Sabtu, 16 Mei 2020

PahlawanKu

Pahlawan itu Ayah. Keterpurukan tak pernah kau temui dalam sesi kehidupan ini. Tak seperti daun kering yang mudah jatuh diterpa angin, mudah terbakar diterpa panas, mudah koyak diterpa air. Dan tiada daya mempertahankan bentuknya lagi. Namun bagimu, semua itu dapat dengan sendiri nya akan hancur menjadi serpihan-serpihan, kemudian hilang... Begitu hebatnya engkau mengalahkan sisi kerapuhan itu. Terlebih jika itu hati... Engkau pandai membawa rapuhmu. Sekalipun koyak dan hancur, kondisi rapuh nya boleh jadi menjadi situasi terbaik dalam hidupnya. Karena pengakuan ketidakberdayaan mu padaNya merupakan titik hakikat hidup sesungguhnya. Kerung, 16 Mei 2020

Jumat, 15 Mei 2020

DAsar NIlai dan Norma (DANIN) Part 1

💖💖 Adab Membawa Anak Bertamu 💖💖 Copas from : Fitra Wilis Masril Pada suatu hari, karena macet, kami memutar balik perjalanan, kami arahkan mobil ke sebuah perumahan untuk numpang muter aja, lalu tanpa sengaja, ternyata kami melewati rumah seorang teman lama suami. Dan dia meminta kami mampir. Kami serombongan dengan 4 anak. Menuju ruang tamunya yang mungil dan bersih. Singkat cerita, di sana, juga ada tamu yang baru datang. sebuah keluarga -ayah, ibu dan 1 anak 7 tahunan-. Si anak langsung membuka toples kue nastar, membawa toples ke pangkuannya, dan lalu asyik makan. Kita panggil saja si anak "Boy" yaa. Badannya bongsor. Nastar itu terlihat "mahal". Bentuknya seperti buah jambu. Cantik banget. hampir setengah toples berpindah ke perut Boy. Sang Ayah sibuk mengobrol dengan tuan rumah, sang ibu sibuk dengan HP. Aku mengajak anak-anak ke teras luar yang adem, aku takut menjadi 'tertuduh' terlibat menghabiskan 1 toples kue mahal 😲 Nyonya rumah, santun berkata "namanya siapa Sayang? toplesnya taro sini aja yaa...biar nggak jatuh", nyonya berusaha 'meminta' toples kaca itu agar dikembalikan ke meja. Menurutku ini 'kode' kalo dia keberatan dengan adab si Boy. Boy menolak. Tangannya tetap mengeruk kue yang udah abis nyaris separo. Mereka juga gak akrab kayaknya, buktinya nyonya rumah aja gak tau nama si anak. "Dibagi dong teman-temannya, itu belum kebagian," kata si nyonya lagi menunjuk ke anak-anakku. "Nggak mau!" Jawab Boy, Lama kemudian. "Mau coba ini?" Nyonya rumah membuka toples astor. Sepertinya berusaha menawarkan alternatif agar gak hanya nastar jambu yang dimakan si Boy. "Nggak mau," jawab si Boy lagi, berteriak. "Boy suka banget sama nastar yaa," tutur nyonya rumah, suaranya tenang. "Oiya... bisa abis setoples dia," sahut sang ayah. Si ibu mendongak sedikit dari HP. "Dia sukanya nastar sama sagu keju, bisa setoples sekali duduk abis, tapi kalo kastengel, sebiji pun dia lepeh, gak suka," kata si ibu tersenyum, lalu kembali ke HP. Entah mengapa...aku menjadi gak nyaman. Pertama, aku liat di meja ini hanya ada 4 toples kue yang terlihat baru saja dibuka. Dan kalo 1 tamu menghabiskan 1 toples kue, gimana tamu-tamu berikutnya? Dia nggak mengadakan open house besar-besaran. Bisa jadi stok kuenya juga gak banyak. Kehidupan mereka 'terlihat' juga gak berlebihan. Selain itu, tau kan ya semahal apa harga kue kering lebaran? Setoples itu bisa jadi 90ribuan. Belum tentu masih ada stok di belakang. Aku beberapa kali menangkap mata nyonya rumah gelisah melirik ke si Boy. Dia berusaha ramah maksimal dengan membukakan astor, kripik pisang coklat dan kerupuk udang. Tapi Boy gak peduli, pun ayah ibunya, nastar itu sekarang bersisa sepertiga 😌😌😲😲. Aku gak tau lanjutannya. Karena kami pamit duluan. Menurutku, sangat penting mengajarkan adab bertamu pada anak-anak. Apa yang boleh dan tak boleh. Di rumah sendiri, anak-anak boleh saja memakan apa saja sampai abis, Tapi kalo di rumah orang gak boleh begitu. Tamu orang rumah, gak hanya kita saja. Ini penting dikasih tau ke anak-anak, agar mereka gak egois. Harga kue itu mahal. Gak semua orang bisa bikin kue. Banyak yang beli. Kalo diitung sebutir nastar itu harganya bisa 3ribu. Jadi bisa ajarkan anak-anak kalo makan kue di rumah orang, gak boleh banyak. Maksimal 2 atau 3 butir saja per jenis kue. Kalo bisa pun hanya makan maksimal 2 jenis kue saja. Nah, kadang anak gak patuh, jadi 'rakus' saat di rumah orang, bisa jadi karena mereka memang lapar. Jadi penting banget memastikan perut anak udah terisi saat mau bertamu ke rumah orang, antisipasi kemacetan dengan bawa cemilan. Jadi sampai di rumah orang, anak tidak dalam kondisi lapar. anak-anak lebih gampang 'ditaklukkan' saat mereka tidak lapar. Percayalah! Saat ke rumah nenek atau Bu De atau tante, atau saudara yang bener-bener deket dan akrab, di mana kedatangan kita memang sangat mereka nantikan dan mereka memang udah prepare banget menyambut kita, tentu boleh agak lentur. Misal saat kami ke rumah kakak kandungku. Memang hanya kami saudara kandung mereka di kota ini. Jadi bolehlah agak santai, makan ketupat nambah, pake rendang, opor, telur, kue-kue, dll. Tapi kalo bertamu ke rumah orang, jelas harus ada ADAB yang dikenalkan ke anak. Kalo anak belum mau mengerti, maka jadilah orangtua yang tau diri. Misal, bertamu jangan kelamaan, ajak anak ngobrol, liat udara luar, atau berinteraksi dengan tamu lain. Anak-anak kan gampang akrab sama teman baru, jadi ajak main sama teman baru sehingga si anak nggak melulu fokus ke menghabiskan kue tuan rumah. Saat bertamu pun, cobalah paksakan diri untuk TIDAK MELIHAT HP. fokuslah pada hidup yang nyata, jangan malah mengurus yang maya tapi mengabaikan yang nyata. Begitu pun saat anak ke toilet, kalo masih kecil, walaupun anak udah biasa ke toilet sendiri di rumah, saat di rumah orang, tetap temenin. Toilet kan beda-beda. Aku pernah nemuin anak yang nggak menyiram abis pake toilet, sementara ibunya main HP. Aku suruh siram, "nggak ada gayung," jawab si anak. Kemungkinan di rumah dia biasa pake toilet jongkok dengan siram manual. Jadi saat menemukan toilet duduk dengan pencetan siraman, dia nggak ngerti. Jadilah dia meninggalkan toilet dengan kondisi kotor. Memang yaa...saat bertamu ke rumah orang membawa anak-anak, kita harus selalu 'menimbang rasa' ke tuan rumah. Jangan terlalu berharap bisa ngobrol-ngobrol seru tanpa batas, sementara anak-anak juga bebas lepas. Jangan! Tetap waspada. Pasang mata telinga mengawasi anak-anak kita. Jangan sampai menimbulkan ketidaknyamanan pada tuan rumah. Kalo ada tuan/nyonya rumah yang memberikan kode agar beralih ke kue lain, jangan dibilang pelit. Cobalah memahami posisi mereka. Tamu mereka bisa jadi banyak yang mau datang setelah kita... Stok kue dan makanan mereka mungkin gak banyak.. Kondisi keuangan mereka mungkin sedang tak bagus untuk membuat/membeli kue dalam jumlah banyak.. Mereka bisa jadi sedang menunggu tamu yang istimewa di hati mereka, misal kakak/adik kandung dan mereka juga ingin kue-kue enak ini dicicipi oleh orang kesayangan mereka.. Untuk anak yang masih kecil, temenin mereka ke toilet, untuk memastikan agar anak tak meninggalkan toilet orang lain dalam kondisi tak bersih. Intinya... adab! Adab! Adab! Kalau anak belum mengerti, kita orangtua kan udah tua, kita yang harus mengerti. Jangan membiarkan anak sesuka dia dengan kalimat "namanya juga anak-anak" . Kemudahan dengan menelantarkan adab, bisa jadi kelak inilah yang akan menyulitkan masa depan anak. Selamat bersilaturahhim. Jangan lupa sematkan ADAB dimanapun! Salam Santun...

Kamis, 14 Mei 2020

Pengeling Diri

Sebuah balapan diadakan untuk mengetahui seberapa cepat lari chetah. Namun chetah tidak beranjak sedikitpun, kenapa...? Karena yang terbaik tidak perlu membuktikan dirinya kepada siapapun. Kebaikan dalam diri yang hakiki hanya perlu diketahui oleh diri sendiri dan Tuhannya. Tidak memerlukan pengakuan dari siapapun dan kapanpun. Kerung, 15 Mei 2020 Salam Sehat #tetapdirumahaja #selalutebarkebaikan

Rabu, 13 Mei 2020

Cerita Lucu (CerLu) Part 2

Perbedaan Orang GILA dan Orang GOBLOK Seorang sopir bus antar jemput orang gila menghentikan kendaraannya karena ban kempes. Waktu sedang menukar ban, si supir tidak sengaja menendang 4 baut ban ke selokan dan hilang. Dengan paniknya si supir berteriak,"Yaa ampuuunn...gimana saya musti pasang satu ban kalo nggak ada baut²nya". Hal ini didengar salah satu pasien gila dan pasien tersebut ngomel dari dalam bus,"Bang...copotin aja tuh satu baut dari masing² tiga roda yang ada. Terus pasang ke bannya masing-masing 3 baut itu, ntar kalo ada toko baut, tinggal beli deh tuh 4 baut". Si Supir yang mendengar langsung lega tapi sedikit heran,"Bener juga kata lu,Tpi...kok lu bisa masuk ke rumah sakit gila sihh...?". Si Pasien langsung jawab : "H E L L L O O O....kita ini emang G I L A, tapi ga G O B L O K kayak lu...". Salam Tawa #dirumahaja